1.03.2015

Lawan Integerasi Dunia

Duduk hanya diam dalam ruang sempit dan pengap ini
Merasakan kegagalan tersalip mesin waktu terbalut dalam diri
Terikat dalam kesalahan dan dosa yang menyesakkan hati
Peluh, aku terluka tersengal nafas, aku benci ini
Seakan tak bernyawa, duri ini semakin perih tersesakkan
Terlelapkan aku dalam mati suriku di fananya dunia
Biarkan saja ragaku tersayat benci dan dosa
Biarkan aku hanya jadi bayang semu yang bersembunyi dibalik kalbu temaram

Aku terbangun dalam lelapku yang munafik ini
Ku coba teriak, melawan semua belenggu diri ini
Namun jeratan dosa semakin menyiksaku lirih
Air mataku menetes dan membasahi luka ini, sungguh kirasa pedih
Aku gagal aku bersimbah dosa berlumur darah bercampur nanah
Duduk diam, pilu memekik dalam ruang maya
Kulawan semua ini dengan sisa tenaga dan secerca semangat
Aku teriak, mengepalkan tangan dan menepis ketiranian

Berdiri hancurkan ruang sesat, berlari walau tertatih
Kukejar semua angan dan mimpi.yang terkunci dalam likantropi hati
Sejenak aku diam kemudian berhenti memberi nada dalam diri
Mengatur nafas yang seakan akan tak berhembus lagi
Menoleh ke belakang melihat hitam yang hancur oleh terang
Ku coba menggapai matahari dan terbang ke nirwana luar
Membiaskan semangatku yang telah hilang, menjaga terangku tak padam
Dan aku bangkit siapku melawan dunia dan waktu yang terintegerasikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar