Tetesan air mata menembus portal dunia
Menembus dimensi yang berbeda
Rapuh melihat langit yang tak berpenguasa
Merasakan kelam langit praaksara
Terlelapnya jiwa dalam mimpi panjang yang tak berujung
Terlena dalam simponi, Terlena dalam harmoni
Cahaya pun menyeruak membusung
Membuka mata dengan pikiran masih diselimuti mimpi
Memandang jendela kamar yang tertembus cahaya samar
Kerapuhan pagi dalam kesunyian
Tetesan embun dan rintik hujan
Melengkapkan pagi yang kian terang
Ku hembuskan nafas yang berasap
Merasakan dingin karena hujan rintik
Dinginku hilang karena seberkas cahaya lunar
Dalam kerapuhan pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar