12.11.2014

Kerapuhan Pagi

Tetesan air mata menembus portal dunia
Menembus dimensi yang berbeda
Rapuh melihat langit yang tak berpenguasa
Merasakan kelam langit praaksara

Terlelapnya jiwa dalam mimpi panjang yang tak berujung
Terlena dalam simponi, Terlena dalam harmoni
Cahaya pun menyeruak membusung
Membuka mata dengan pikiran masih diselimuti mimpi

Memandang jendela kamar yang tertembus cahaya samar
Kerapuhan pagi dalam kesunyian 
Tetesan embun dan rintik hujan
Melengkapkan pagi yang kian terang

Ku hembuskan nafas yang berasap
Merasakan dingin karena hujan rintik
Dinginku hilang karena seberkas cahaya lunar
Dalam kerapuhan pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar